Prostat termasuk salah satu organ hormonal reproduksi manusia pada tubuh pria. Fungsi utama dari prostat yaitu sebagai penghasil cairan sperma, adapun dalam proses perkemihan organ ini dapat membantu menyalurkan urine dari kandung kemih.
Sejumlah penyakit bisa menyerang prostat yang salah satunya adalah tumor. Terbagi atas 2 jenis tumor yang sering menyerang prostat yakni tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak ini lebih dikenal dengan istilah BPH (Benign Prostat Hypertropy), sementara tumor ganas lebih sering disebut sebagai kanker prostat.
Tumor Jinak Prostat (BPH)
Gambaran secara umum dari tumor jinak prostat yaitu berupa adanya benjolan atau pembengkakkan yang terjadi karena pembesaran kelenjar prostat yang tidak ganas. Kelenjar prostat memiliki ukuran yang besarnya seperti buah kenari dengan terletak di bawah kandung kencing yang mengelilingi uretra. Oleh sebab itu, apabila terjadi pembesaran pada kelenjar prostat maka saluran kemih bisa terganggu. Pembesaran prostat ini dapat mencapai 60-100 gram. Meski tumor jinak ini menjadi keluhan dan diagnosis pada usia tua yaitu di atas 25 tahun, tetapi secara mikroskopis telah dapat terjadi di usia 25-30 tahun.
Pada kalangan lelaki usia tua atau diatas 50 tahun, penyakit ini memang cukup meningkat. Tumor jinak prostat menjadi kelainan urologis kedua tersering ditemukan diklikik urologis. Di Indonesia revalensi jenis tumor jinak pada prostat hingga saat ini belum dapat dipastikan, Terutama yang berdampak pada peningkatan umur harapan hidup. Semakin tua umur populasi maka akan meningkatkan kejadian penyakit ini.
Tumor jinak prostat tidak termasuk penyakit menular. Dan pada jenis penyakit tidak menular ini, di kenal istilah faktor risiko yang berarti karakteristik,tanda atau kumpulasn gejala pada penyakit yang di derita individu yang mana secara statistik, berhuubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya.
Faktor resiko pada tumor jinak prostat, antara lain:
- Umur, dimulai setelah usia 50 tahun dan 80 tahun. Ini sudah sekitar 80% besar resikonya.
- Poligami, Keadaan ini lebih banyak ditemukan pada lelaki beristri lebih dari satu. Hal in dibuktikan oleh penelitian Eksperimental yang menunjukan perbesaran kelenjar prostat hanya terjadi pada manusia dan anjing saja.
- Konsumsi makanan berhormon testosteron, seperti daging kuda atau daging yang mengandung hormon pertumbuhan.
Gejala yang dapat ditimbulkan, diantaranya:
1. Simptom Obstruktif
- Pancaran yang lemah (weak stream)
- Kencing terputus-putus (intermittence)
- Mengedam (abdonial straining)
- Kencing harus menunggu dulu baru keluar (hesintence)
- Kencing menetes pada terakhir miksi (terminal dribbling)
- Pengosongan tidak sempurna (Incomplete Emptying)
2. Simptom Iritatif
- Memiliki frekuensi miksi berlebihan.
- Nuktoria lebih dari satu kali.
- Rasa tidak puas setelah berkemih.
- Urgensi atau BAK sedikit-sedikit.
Secara umum gejala-gejala diatas disebut sebagai prostastimus. Tidak semua pembesaran prostat menimbulkan keluhan atau gejala, Tapi sebaliknya bisa juga menimbulkan keluhan yang berat. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier pembesaran prostat dengan berat keluhan. Penanganan gangguan tumor prostat lebih banyak mengarah pada pengobatan bedah, terlebih bila pengobatan hormonal kurang berhasil dan sudah terjadi komplikasi atau sumbatan saluran kemih.
Itulah penjelasan mengapa harus sangat berhati-hati dengan penyakit tumor jinak prostat. Semoga ulasan informasi di atas dapat bermanfaat bagi Anda.
0 comments:
Post a Comment